Skip to content

Apa Saja Nilai yang Ditanamkan dalam Sosialisasi Primer?

  • by

Sosialisasi primer adalah salah satu jenis sosialisasi yang utama dijalankan seorang individu. Apa saja biasanya dibagikan dalam sosialisasi ini? Ini ulasannya.

Sejak seorang manusia lahir di dunia, manusia tersebut telah menjalankan sosialisasi. Sosialisasi ini dilakukan oleh keluarga, baik keluarga inti maupun keluarga besar. Sosialisasi inilah yang kemudian dikenal dengan sosialisasi primer yang dijalankan selama beberapa tahun. Primer dapat dikatakan sebagai sosialisasi utama, karena didalamnya berbagai nilai-nilai utama dalam keluarga dijelaskan oleh orang tua. Setelah anak dinilai cukup besar, sosialisasi akan dilanjutkan dalam sosialisasi sekunder.

Sosialisasi sekunder atau sosialisasi yang dilakukan oleh orang lain, selain keluarga. Sosialisasi dilakukan oleh masyarakat maupun teman sepermainan di lingkungan sekitar. Rupanya nilai-nilai yang dibagikan dalam sosialisasi sekunder dan primer berbeda. Sehingga saat digabungkan, keduanya dapat menjadi sebuah kolaborasi yang tepat dan menjadi bekal dalam kehidupan di hari depan. Lantas, apa saja nilai-nilai yang disampaikan oleh keluarga dalam sosialisasi?

Pengertian Sosialisasi Primer

Sosialisasi dalam kehidupan individu dibagi menjadi dua jenis, yaitu sosialisasi sekunder dan primer. Sosialisasi utama atau primer adalah proses sosialisasi yang dilakukan sejak awal manusia lahir. Sosialisasi ini dikenal sebagai sosialisasi utama sebelum individu tersebut masuk dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam sosialisasi ini berbagai interaksi terjadi, sehingga membentuk kepribadian anak.

Dalam sosialisasi pertama, keluarga memegang kendala utama. Keluarga memiliki peran untuk menyampaikan berbagai nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga inti dan keluarga besar. Karenanya, latar belakang keluarga dapat menjadi pengaruh besar dalam kepribadian seseorang. Hal inilah yang membedakannya dengan sosialisasi sekunder yang dilakukan setelah anak beranjak besar.

Bentuk Sosialisasi Primer

Keluarga sebagai institusi pertama yang dikenal oleh anak, merupakan institusi yang bersifat permanen. Artinya dalam sosialisasi, hubungan antar anggotanya akan terus terjadi hingga kapanpun. Seorang anak akan menerima berbagai nilai dan norma, sebagai bekal untuk memaasuki dunia yang lebih luas, yaitu masyarakat. Nilai dan norma ini akan diterima melalui interaksi bersama keluarga dalam keseharian.

Adapun bentuk sosialisasi ini dapat dilihat melalui interaksi seorang bayi dan orang tua. Di mana, bayi akan diajarkan untuk berbincang dengan orang tuanya. Sebut saja sang ibu mengajarkan untuk memanggil ibu, pada dirinya. Hal ini merupakan penanaman nilai, sehingga anak dapat memahami peran dan posisinya dalam keluarga. Dalam sosialisasi inilah anak telah menerima sosialisasi tahap pertamanya.

Nilai-Nilai Dalam Sosialisasi Pertama

Sosialisasi pertama yang dikenal sebagai sosialisasi utama atau primer, memiliki nilai-nilai yang dibagikan didalamnya. Apa saja nilai yang dibagikan oleh orang tua? Berikut beberapa nilai yang dimaksud,

  1. Agama

Nilai yang paling banyak disampaikan dalam keluarga adalah nilai-nilai agama. Anak-anak dapat memahami apa yang harus dilakukan dan tidak dalam agamanya. Orang tua dapat menyampaikan bagaimana salam sebelum masuk ke rumah, hingga doa-doa untuk tidur, makan dan berbagai kegiatan lainnya. Penanaman nilai sejak dini, dapat mendukung anak mengenalnya hingga dewasa

  1. Aturan Keluarga

Setiap keluarga memiliki aturan tersendiri yang harus dipahami oleh setiap anggotanya. Karenanya sejak anak lahir, orang tua akan mengenalkannya pada aturan-aturan yang tersedia. Contohnya, aturan untuk tidak menggunakan handphone selama waktu makan. Orang tua dapat mengenalkannya dan menjelaskannya, agar saat anak telah dewasa dapat mengikutinya.

  1. Kesopanan

Orang tua mana yang tidak menginginkan anak yang memiliki kesopanan? Setiap orang tua berusaha mengajarkannya sejak dini. Anak akan diajarkan untuk pamit setiap pergi maupun pulang dari suatu tempat. Sosialisasi yang dilakukan untuk menanamkan nilai kesopanan diharapkan dapat membentuk anak yang memiliki perilaku santun.

  1. Berbahasa

Nilai lain yang disosialisasikan adalah pengenalan berbahasa. Dalam berbahasa setiap keluarga memiliki aturan tersendiri. Bahasa yang diajarkan dapat berupa bahasa daerah maupun bahasa yang banyak digunakan di sekitar tempat tinggal. Pengenalan berfungsi mendukung anak-anak dapat berinteraksi dengan baik bersama kelompok masyarakat setelah dewasa.

  1. Adat Istiadat

Dalam budaya terdapat nilai adat istiadat yang akan disampaikan dalam keluarga. Tidak ada keluarga yang memiliki adat istiadat yang sama dengan keluarga lain. Sekalipun ada, maka proses sosialisasi yang dilakukan tidak akan sama. Untuk itu, seorang anak akan mendapatkan sosialisasi yang dilakukan secara berbeda dengan tujuan agar anak dapat memahaminya dengan mudah.

  1. Nilai Kewarganegaraan

Nilai ini kebanyakan dipahami akan didapat dengan pendidikan sekolah. Namun sebenarnya tidak demikian, karena nilai kewarganegaraan dapat dibagi bersama orang tua dan keluarga. Nilai-nilai yang dimaksud dapat berupa kebabasan, kesetaraan, hak-hak individu hingga menghormati hukum. Seluruhnya dapat dibagikan orang tua pada anak dengan sosialisasi berulang.

  1. Nilai-Nilai Umum

Terakhir, keluarga pun akan memberikan nilai lain yang dikenal dengan nilai-nilai umum. Contohnya, nilai kejujuran, kesabaran, ketekunan, keberanin rasa syukur dan nilai lainnya. Seluruhnya dapat dijadikan sebagai bekal untuk masa depan anak. Tanpa adanya nilai-nilai ini, anak sulit untuk berkembang dalam kehidupan bermasyarakat di masa depan.

Setiap nilai-nilai dapat diberikan orang tua secara berkala. Karenanya, sosialisasi primer yang dilakukan dapat dilakukan secara berulang, hingga anak dapat bersosialisasi di masyarakat atau sosialisasi sekunder. Bila demikian, apakah perbedaan sosialisasi sekunder dan primer? Materi belajar akan memberikan jawaban yang dibutuhkan dalam materi berikutnya.